Rabu, 18 Juni 2014

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


A.      KEDUDUKAN BIMBINGAN DALAM PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat.  Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang dimiliki. Pendidikan memang menyangkut hal itu semua, namun lebih dari itu semuanya. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai  tujuan dan cita-cita pribadi individu (siswa).
Siswa merupakan unsur utama dalam pendidikan. Siswa sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Pendidikan yang hanya melaksanakan  bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan  atau kematangan dalam aspek psikososiospiritual.
Ketiga bidang utama pendidikan di atas lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
1.      Bidang Administrasi dan Kepemimpinan
Bidang ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien. Pada bidang ini terletak tanggung jawab kepemimpinanan (kepala sekolah dan staf administrasi lainnya) yang terkait dengan kegiatan perencanaan organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian tugas,  pembiayaan, penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material), supervisi, dan evaluasi program.
2.      Bidang intruksional dan kurikuler
Bidang ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap. Pihak yang bertanggung jawab secara langsung terhadap bidang ini adalah para guru.
3.      Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling)
Bidang ini terkait dengan program pemberiaan layanan bantuan kepada peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal, melalui  interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggung  jawab terhadap pelaksanaan bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor.
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif. Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat membantu keseluruhan proses belajarnya. Dalam kaitan ini para pembimbing diharapkan untuk:
1.        Mengenal danmemahami setiap siswa baik secara individual maupu kelompok,
2.        Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar,
3.        Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakter istik  pribadinya,
4.        Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya,
5.        Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.

Berkenaan dengan hubungan antara bimbingan dan pendidikan tersebut di atas, Rochma Natawidjaja (1990: 16) Memberikan penjelasan sebagai berikut:
“...bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan posisi kunci dalam pendidikan di sekolah, yaitu sebagai pendamping fungsi utama sekolah dalam bidang pengajaran dan perkembangan intelektual siswa dalam bidang menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa..”
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa bimbingan dan konseling memiliki fungsi memberikan bantuan kepada siswa dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, yaitu membantu meratakan jalan menuju ALLAH Swt.; berguna bagi manusia, dan bermanfaat bagi kesejahteraan dan pembangunan bangsa, negara, dan umat manusia

B.       KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

1.        Pengertian Bimbingan
a.         Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. (Shertzer dan Stone, 1971)
b.        Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan  kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. (Rochman Natawidjaja,1987)
c.         Bimbingan diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis  dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian  dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. (M.Surya, 1988)
d.        Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
e.         Bimbingan adalah proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal. (Sunaryo Kartadinata, 1998)


2.        Pengertian Konseling

a.       ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya. (dalam Syamsu Yusuf, 2009)
b.      Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai tehnik. Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah individu secara pribadi. Montensen (1964:301) mengatakan bahwa,”Counseling is the heart of the guidance program”  . Dan Ruth Strang (1958) menyatakan bahwa, “Guidance is broader: Counseling is a most important tool of guidance”  . Jadi konseling merupakan inti dan alat yang paling penting dalam keseluruhan system dan kegiatan bimbingan.

Jadi bimbingan dan konseling merupakan suatu proses yang berkesinambungan, sistematis, berencana yang mengarah kepada pencapaian tujuan. Bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan dalam membantu individu mengambil keputusannya sendiri, pembimbing hanya bertindak sebagai fasilitator. Keseluruhan proses kegiatan atau layanan kepada individu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal dan didalamnya terdapat Konseling yang merupakan inti dari kegiatan Bimbingan.

3.        Ragam Bimbingan dan konseling
Dilihat dari masalah individu ada empat jenis bimbingan yaitu:
a.         Bimbingan Akademik,  yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi masalah-masalah akademik seperti pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar dsb. Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar- mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Dalam bimbingan akademik pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
b.        Bimbingan Sosial-Pribadi,  merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Contohnya: masalah sosial pribadi adalah hubungan sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.
c.         Bimbingan Karir, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri dsb.
d.        Bimbingan Keluarga,  merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
4.        Tujuan  Bimbingan dan Konseling
Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat :
a.       Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, serta kehidupannya di masa yang akan datang
b.      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
c.       Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya
d.      Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan, individu harus mendapatkan kesempatan untuk
a.        Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya
b.       Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya
c.        Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut.
d.       Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
e.        Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja, dan masyarakat.
f.        Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya
g.       Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal

5.         Fungsi Bimbingan dan Konseling
a.       Fungsi Pemahaman, yaitu membantu individu agar dapat memahami dirinya sendiri (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,dan norma agama).
b.      Fungsi Fasilitasi, yaitu memberikan kemudahan kepada individu dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
c.       Fungsi Penyesuaian, yaitu membantu individu agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
d.      Fungsi Penyaluran, yaitu membantu individu dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau program studi dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
e.       Fungsi Adaptasi, yaitu membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan individu.
f.       Fungsi Pencegahan, yaitu memberikan bimbingan tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
g.      Fungsi Penyembuhan, yaitu pemberian bantuan kepada individu yang mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
h.      Fungsi Pemeliharaan, yaitu menfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.
i.        Fungsi Pengembangan, yaitu kerjasama antara konselor dengan personil sekolah dalam merumuskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya.
6.        Prinsip Bimbingan dan Konseling
a.       Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu
b.      Bimbingan bersifat individualisasi
c.       Bimbingan menekankan hal yang positif
d.      Bimbingan merupakan usaha bersama
e.       Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan
f.       Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan

7.         Asas Bimbingan dan Konseling
a.       Asas Kerahasiaan yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang konseli yang merupakan data yang tidak layak diketahui oleh orang lain.
b.      Asas kesukarelaan yaitu menghendaki adanya kesukarelaan konseli dalam mengikuti pelayanan yang diperlukan baginya.
c.       Asas keterbukaan yaitu agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan keterangan atau informasi yang diperlukan dalam kegiatan layanan BK.
d.      Asas kegiatan yaitu konseli yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan kegiatan BK.
e.       Asas kemandirian yaitu membantu / mengarahkan konseli agar mampu mandiri dalam mengambil keputusan yang tepat.
f.       Asas Kekinian yaitu asas yang menghendaki objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang.
g.      Asas kedinamisan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama hendaknya tidak monoton dan terus berkembang dari waktu ke waktu.
h.      Asas keterpaduan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan bimbingan dan konseling baik yang dilakukan oleh guru pembimbing dan pihak-pihak lain saling menunjang, harmonis dan terpadu.
i.        Asas keharmonisan  yaitu asas bimbingan dan konseling menghendaki agar segenap pelayanan bimbingan dan konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada.
j.        Asas Keahlian, yaitu asas  bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
k.      Asas Alih Tangan Kasus yaitu mengalihtangankan permasalahan kepada pihak yang lebih ahli agar konseli ditangani secara tepat dan tuntas.   

8.         Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
a.       Layanan Pengumpulan Data tentang siswa dan lingkungannya. Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri siswa seluas-luasnya. Untuk mengumpulkan data dapat menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes meliputi: psikotes, dan tes prestasi belajar. Non tes meliputi observasi, angket, wawancara,  dan autobiografi.
b.      Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau internet).
c.       Penyajian Informasi dan Penempatan. Layanan ini menyajikan informasi tentang berbagai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu, seperti menyangkut aspek pribadi, sosial, dan pengembangan karir. Sementara layanan penempatan merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menyalurkan dirinya ke arah yang  tepat sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya.
d.      Penilaian dan Penelitian
Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan program bimbingan dapat di capai. Selain itu dilakukan juga penilaian penilaian terhadap hasil pelayanan terhadap individu untuk kemudian dilakukan tindak lanjut (follow up) terhadap hasil yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan. Hasil penilaian terhadap program bimbingan dan individu dapat dipergunakan sebagai bahan penelitian yang dimaksudkan untuk mengembangkan program bimbingandalam arti menelaah lebih jauh tentang pelaksanaannya; menelaah tentang kebutuhan bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah tentang hakikat individu dan perkembangannya.

9.        Jenis-Jenis Bimbingan
Jenis jenis bimbingan dapat dibagi atas tiga bagian, yakni :
1.      Bimbingan pekerjaan
2.      Bimbingan pendidikan
3.      Bimbingan pribadi
Adapun penjelasan dari masing-masing jenis bimbingan tersebut adalah :
a.        Bimbingan pekerjaan
Bimbingan pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan yang pertama, asal mula dari bimbingan pekerjaan ini dirintis oleh Departemen Tenaga Kerja di negara ini untuk terjun di tengah-tengah masyarakat. Istilah bimbingan pekerjaan mulai digeser oleh pemakaian istilah bimbingan jabatan, yang kemudian beralih kepada nama bimbingan karier sejak dilangsungkannya konfrensi ARAVEG (Asian Regional Association for Vocational and Education Guidance) di Jakarta 1983, yang selanjutnya diadakan simposuim yang menghasilkan rumusan konsep bimbingan jabatan sebagai berikut : "Bimbingan jabatan adalah proses bantuan terhadap seseorang sehingga orang tersebut mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerjanya, serta mempertemukan keduanya, yang akhirnya dapat mempersiapkan diri dan memasuki bidang tertentu dan membinanya dalam bidang pekerjaan tersebut"  
b.      Bimbingan Pendidikan
Defenisi tentang bimbingan pendidikan telah diberikan oleh sebanyak ahli, diantaranya : J.D. Hoofengarder (dalam pengantar Dasar Bimbingan dan Konseling) mengatakan : Bimbingan pendidikan sebagai bagian integral dari program sekolah yang ditujukan untuk mengembangkan dan menggunakan kamampuan-kemampuan sehingga mereka dapat memperoleh nilai maksimal dalam pendidikan formalnya. (Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling 1992 : 47).
Dari defenisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan tentang bimbingan pendidikan, yaitu : bantuan yang diberikan kepada anak dalam bimbingan dapat berupa informasi pendidikan, cara belajar, pemilihan jurusan lanjutan sekolah, mengatasi belajar, mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam pendidikan atau membuat siswa dapat sukses belajar dan mampu menyesuaikan dari terhadap semua tuntutan sekolah.
c.       Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi adalah memberikan bantuan kepada siswa untuk mengembangkan hidup peribadinya seperti motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai moral/agama dan sosial dalam diri, kemampuan mengerti dan menerima diri dan orang lain, serta membantunya untuk memecahkan masalah-masalah pribadi yang ditemuinya.

Back (dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah lanjutan) mengemukakan pendapatnya tentang konseling sebagai berikut :
a.       Konseling mengandung arti sebagai bantuan kepada individu untuk menyesuaikan diri dalam situasi kritis
b.      Konseling adalah membantu individu untuk menyatakan dirinya ke dalam suatu pemecahan masalah yang rumit untuk mempengaruhi perubahan sebagian besar dari tingkah laku klien secara suka rela.
c.       Konseling diartikan sebagai proses hubungan antara dua orang, dimana yang satunya dibantu dengan yang lainnya untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.


















Daftar Pustaka
Yusuf, Syamsu & Nurihsan,  Juntika. (2009). Landasan Bimbingan&Konseling. Bandung: remaja Rosdakarya.
Nurihsan, Juntika. (2003). Dasar-dasar Bimbingan&Konseling. Bandung: Mutiara.
Solehuddin, M. Dkk. (2008). Konsep&Aplikasi Bimbingan&Konseling. Bandung: Jurusan PPB FIP UPI.
Materi Pendidikan dan Latihan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Jurusan PPB FIP UPI.(2009)
Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.(2007)
Surya, Mohamad. (2008). Mewujudkan Bimbingan&konseling Profesional. Bandung: Jurusan PPB FIP UPI.
Surya, Mohamad. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Panduan Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: MGBK Provinsi Jawa Barat. MGBK DKI Jakarta. Jurusan PPB FIP UPI.(2008)
Syaodih Sukmadinata, Nana. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek.  Bandung: Maestro.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Singgah di perjalanan PLBN ARUK-SAJINGAN bunga di PLBN