1.
Pengertian
Redoks
Istilah oksidasi mengacu
pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi,
sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan bilangan oksidasi. Berarti
proses oksidasi disertai hilangnya elektron sedangkan reduksi memperoleh
elektron. Oksidator adalah senyawa di mana atom yang terkandung mengalami
penurunan bilangan oksidasi. Sebaliknya pada reduktor, atom yang terkandung
mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Oksidasi-reduksi harus selalu berlangsung
bersama dan saling menkompensasi satu sama lain. Istilah oksidator reduktor
mengacu kepada suatu senyawa, tidak kepada atomnya saja.
Titrasi redoks itu
melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan analit. Titrasi
redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang
bersifat sebagai oksidator atau reduktor.
2.
Macam-macam
Titrasi
· Permanganometri.
· Iodometri.
· Iodimetri.
· Iodatometri.
· Bromometri.
· Bromatometri.
· Cerimetri.
· Nitrimetri.
· Dikromatometri.
Diantara sekian banyak
contoh teknik atau cara dalam analisis kuantitatif terdapat dua cara melakukan
analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Cara langsung disebut iodimetri (digunakan larutan iodium untuk
mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada
titik ekivalennya). Namun, metode iodimetri ini jarang dilakukan mengingat
iodium sendiri merupakan oksidator yang lemah. Sedangkan cara tidak langsung
disebut iodometri (oksidator yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion
iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan
secara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan natrium thiosilfat standar atau
asam arsenit).
1. Iodimetri
Merupakan titrasi
langsung dengan menggunakan baku iodium (I2) dan digunakan untuk
analisis kuantitatif senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih
kecil daripada sistem iodium-iodida atau dengan kata lain digunakan untuk
senyawa-senyawa yang bersifat reduktor yang cukup kuat seperti Vitamin C,
tiosulfat, arsenit, sulfide, sulfit, Stibium (III), timah (II), dan
ferosianida. Daya mereduksi dari berbagai macam zat ini tergantung pada
konsentrasi ion hydrogen, dan hanya dengan penyesuaian pH dengan tepat yang
dapat menghasilkan reaksi dengan iodium secara kuantitatif. Namun, metode
iodimetri ini jarang dilakukan mengingat iodium sendiri merupakan oksidator
yang lemah. Prinsip penetapannya yaitu apabila zat uji (reduktor) langsung
dititrasi dengan larutan iodium. ( I2 ) sebagai larutan standar.
Reaksinya : Reduktor
→ oksidator + e
I2 + 2e → 2I
Misalnya pada titrasi Na2S2O3
oleh I2.
2Na2S2O3
+ I2 → 2NaI + Na2S4O6
2. Iodometri
Merupakan titrasi tidak
langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai oksidasi
lebih besar dari sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat
oksidator seperti CuSO4 5H2O. Pada Iodometri, sampel yang
bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebih dan akan
menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku tiosulfat.
Banyaknya volume tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan iod yang
dihasilkan dan setara dengan banyaknya sampel. Prinsip penetapannya yaitu bila
zat uji (oksidator) mula-mula direaksikan dengan ion iodida berlebih, kemudian
iodium yang terjadi dititrasi dengan larutan tiosulfat.
Reaksinya
: oksidator + KI → I2
I2 + 2 Na2S2O3 → 2NaI +
Na2S4O6
Metode titrasi langsung
(iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode
titrasi tak langsung (iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang
dibebaskan dalam reaksi kimia.
Pada metode iodimetri dan
iodometri, larutan harus dijaga supaya pH larutan lebih kecil dari 8 karena
dalam larutan alkali iodium bereaksi dengan hidroksida (OH-)
menghasilkan ion hipoiodit yang pada akhirnya menghasilkan ion iodat menurut
reaksi :
I2 + OH- HI + IO-
3IO- IO3-
+ 2I-
Sehingga apabila ini
terjadi maka potensial oksidasinya lebih besar daripada iodium akibatnya akan
mengoksidasi tiosulfat (S2O32-) tapi juga
menghasilkan sulfat (SO42-) sehingga menyulitkan perhitungan stoikiometri
(reaksi berjalan tidak kuantitatif). Oleh karena itu, pada metode iodometri
tidak pernah dilakukan dalam larutan basa kuat.
Perbedaan
|
Iodimetri
|
Iodometri
|
jenis
|
Langsung
|
Tidak Langsung
|
Jumlah
|
Satu
|
Dua
|
Contoh reaksi
|
I2 + 2Na2S2O4
à 2NaI + Na2S4O6
|
KIO3 + 5KI + 3H2SO4
à I2- + K2SO4
+ 3H2O
|
Analat
|
Reduktor lemah
|
Oksidator
|
Larutan Baku
|
Iodium
|
KIO3 yang direaksikan dengan KI dan
menghasilkan iodium
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar