Pada pertama kali tampil PPL 1, aku sangat gerogi. Saking geroginya, tubuhku sampai gemetar dan pikiranku kacau hingga apa yang ingin kusampaikan blank di otakku. Ish gak banget deh... Setelah selesai, aku ditanya sama dosen pembimbing PPL,
D : "bagaimana perasaan anda pertama kali tampil?".
A : "Saya gerogi pak", jawabku.
D : "Kalau begitu untuk selanjutnya gak boleh gerogi lagi, janji yaa....".
S : "Waduh gimana ni?" pikirku dalam hati. "Bagaimana mau memastikannya pak? gerogi itu kan alami munculnya. mana ada orang yang mau gerogi, tapi itu tiba-tiba muncul sendiri".
D : "Menurutmu kira-kira bagaimana caranya untuk mengatasi gerogi?"
A : "Latihan sering-sering pak", tapi biasanya gerogi itu datang sendiri pak".
D : "Pokoknya minggu depan dag boleh gerogi lagi, saya ingatkan janji tu".
A : "Mak e, Bapak ini maksa", pikirku...
Setelah hari itu, aku merasa sangat beban. aku takut gerogi lagi, karena aku orangnya memang gerogian kalau tampil di depan orang. Aduuh gimana sich Weli, kamu kan calon guru, seharusnya kamu gak boleh gerogi begitu, malu tau... Hmm sebenarnya aku juga gak mau kayak gini. tapi beginilah kenyataannya. selalu tidak PD di depan.
Pada PPL minggu selanjutnya, aku sudah mempersiapkan diri dengan berlatih berbicara. Saat berlatih, ada suatu materi yang membuatku bingung tentang suatu konsep yang mengganjal di hatiku. Tapi hal itu tidak kutindak lanjuti dan aku ikut saja konsepnya. Setelah aku tampil, dosen bertanya padaku bagaimana menurutku penampilanku hari ini. aku menjawab kalau aku sudah bisa mengatasi gerogiku, tapi sepertinya ada yang kurang jelas dalam penjelasanku karena materinya yang terlalu banyak. Ya... benar kan? Dosenku bilang, "kamu memang kurang penjelasan, dan ada yang salah konsep". Naah itu dia yang mengganjal di pikiranku sebelum aku tampil. Bodoh sekali sich weli? ngapa tak dipastikan dulu konsepnya sebelum tampil? aduh duh duh.... Fatal fatal.....
Tapi walau banyak kekurangan, tapi dosenku bilang sudah ada sedikit kemajuan dari penampilanku, yaitu gak gerogi lagi... Ye ye... akhirnya aku bisa mengatasi gerogiku... :-D
Lalu untuk penampilan selanjutnya, kami telah mengocok undian. Ini adalah kocokn ketiga kalinya dan aku mendapatkan no. 3 secara berturut-turut dari undian pertama. Wah wah memank hoki 3 kayaknya aku ni... Haha...
Lalu ketika jadwal temanku tampil, dosen mengatakan kalau pertemuan ke-3 kami harus pakai kurikulum 2013 dan ada praktikumnya. Hmm ini ni yang buat aku gak suka. Bilangnya mendadak, dan memaksakan harus praktikum. Sejak itu aku jadi malas PPL. Tapi tetep harus dikerjakan donk tugasnya...
Hingga pembagian materi, aku mendapatkan materi sel volta, hmm... gimana mau praktikum sederhana kalau materinya kayak gitu... ya udah aku ganti materi aja. aku ambil tentang sifat koligatif larutan. kita buat es krim aja... haha
Saat tiba waktunya untuk PPL ke 3, kami sudah menunggu dosen. Tiba-tiba dia bilang tidak PPL karena dia ada urusan. Hmm pak e ngapa dag bilang dari tadi. Untung aja aku belum membeli es batu. Tapi sebenarnya kami juga belum siap untuk tampil. Jadi perasaan ini senang tapi juga sedikit kecewa karena di PHP-in sama dosen... ckckck
Lalu, tiba waktunya kami tampil pada pertemuan ke-3. Sebenarnya aku tidak terlalu mempersiapkan penampilanku. karena aku sudah tidak bersemangat dari awal. Aku tidak menuliskan apa yang ku jelaskan dan tidak menampilkan penjelasan di PPT. Hmm hmm hmm. Karena aku bingung sebenarnya mau menyampaikan apa. Ku pikir kalau mengajar pakai praktikum itu tidak perlu banyak bicara. Ya itu memank benar, tapi perlu juga nulis kali...
Lalu komentar dari dosen, " Seharusnya apa yang kamu jelaskan itu kamu tulis". yah aku memank benar-benar ya...
lalu dosen bilang lagi "saya lihat kamu itu gak berekspresi, cobalah berekspresi, jangan datar".
hmm ini dia ni... ngapa dag dari kemaren-kemaren komentar ekspresi? ngapa baru sekarang?
Hingga saat ujian PPL, aku sudah mempersiapkan segala kelengkapan yang kuperlukan seperti media, RPP, dll. Ketika aku tampil, aku merasakan ada materi yang membuatku sedikit bingung dan ditanyakan oleh teman yang berperah seolah-olah sebagai siswa. Truz aku menjawabnya dengan tidak yakin. dan akhirnya aku menemukan salah konsep pada penjelasanku. yah... salah lagi kan?
Dari penilaian dosen, media dan RPPku tinggi tapi sayang sekali, cara mengajar dan aktivitasku kurang. Eh? aku rasa aktivitasku itu sudah lumayan aktif kok di kelas. Kok bisa gitu nilainya? Sebenarnya aku tidak terima dengan hal itu. terus dosen bilang, aku kurang pandai menguasai kelas dan lagi-lagi ekspresiku dipermasalahkan oleh dosen. Gimana ya caranya berekspresi biar gak dibilang datar? padahal aku merasa sudah berusaha mengekspresikan wajahku, tapi kata mereka aku tak berekspresi. Kata mereka sepertinya aku menyimpan suatu beban di pikiranku hingga aku kelihatan khawatir dan tak berekspesi. Mungkin itu karena rasa gerogiku yang susah disembunyikan atau itu memank ekspresiku. aku orangnya memang sulit untuk terlalu lebay dalam keadaan serius seperti itu. walau kelihatannya tidak lebay, tapi aku merasa lebay. Andai mereka mengeri dengan keadaanku. Wajahku memank seperti ini. aku hanya bisa mengekspresikan wajahku ketika aku benar-benar PD, senang dan bersemangat. Tapi itu sulit kudapatkan ketika aku tampil di depan karena aku gerogi. Akhirnya dosen memberiku nilai B. Eh agak kecewa. Lalu aku diberi kesempatan untuk mengulang satu kali lagi.
Di rumah, aku telah berusaha untuk mengekspresikan wajahku agar tidak dibilang datar lagi. dan ketika aku tampil, aku gemetaran. Ih gak banget deh. ngapa bisa segerogi itu? padahal aku sudah mempersiapkan semuanya.
Ya dapat komentar tak berekspresi lagi dari dosen, dan ada 1 orang temanku yang pengolok. sejak saat itu, dia jadi suka mengolok tentang ekspresiku, sepertinya dia bahagia sekali. Ih aku gak suka sebenarnya digitukan. diam-diam ngapa?...
Tapi alhamdulillah aku dapat A, walaupun nilai mengajarku rendah gara-gara ekspresi, tapi nilai mediaku bagus. tidak sia-sia aku mempersiapkannya. Tapi sebenarnya aku agak kecewa karena targetku belum tercapai. Harapanku aku bisa dapat nilai lebih tinggi lagi.Jadi ketika dosen bilang aku mendapat nilai A dengan rata-rata 3,5, aku tidak menunjukkan ekspresi bahagia. aku tidak berekspresi. dan dosen ngomong di belakang "lihatlah dag ada ekspresinya lagi". Andai mereka tau apa yang ku pikirkan. aku begitu karena aku memank tidak puas dengan penampilanku. Aku melakukan kesalahan dengan tidak menuliskan penjelasanku di papan tulis. Tuh kan weli lupa lagi... Ngapa sih jadi orang pelupa banget? Hmm
ya udahlah, semua kekurangan ini akan kujadikan pelajaran untuk PPL 2. Semoga aku bisa mengatasi semua kekuranganku di PPL 2 nanti dan aku berharap mendapatkan sekolah yang terbaik dan cocok untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar