Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang senyawa
koordinasi dinamakan kimia koordinasi. Sifat-sifat senyawa koordinasi dapat
diprediksi dari sifat ion pusatnya. Hal yang sangat spesifik dari senyawa
kompleks adalah adanya spesies bagian dari senyawa itu yang tidak berubah baik
dalam padatan maupun dalam larutan, walaupun sedikit ada disosiasi. Spesies
tersebut dapat berupa non ionik, kation, dan anion, bergantung pada muatan
penyusunnya. Jika bermuatan maka spesies itu disebut ion kompleks atau lebih
sederhana disebut spesies kompleks.
Senyawa kompleks tersusun atas atom pusat (logam
transisi) yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul netral. Anion atau
molekul netral yang mengelilingi atom pusat itu disebut ligan. Bila ditinjau
dari sistem asam-basa Lewis, atom pusat dalam senyawa kompleks tersebut
bertindak sebagai asam Lewis, sedangkan ligannya bertindak sebagai basa Lewis.
Ikatan yang terjadi antara atom pusat dan ligan merupakan ikatan kovalen
koordinasi. Jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan bilangan koordinasinya
(Zainal, 2012).
Pembentukan senyawa kompleks koordinasi ialah
perpindahan satu atau lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam, maka
ligan bertindak sebagai pemberi elektron dan ion logam sebagai penerima
elektron. Akibat dari perpindahan kerapatan elektron ini, pasangan elektron
jadi milik bersama antara ion logam dan ligan, sehingga terbentuk ikatan
pemberi-penerima elektron. Keadaan-keadaan antara mungkin saja terjadi. Namun,
jika pasangan elektron itu terikat kuat, maka ikatan kovalen sejati dapat
terbentuk. Proses pembentukan ikatan antara pemberi-penerima elektron tersebut
dapat dituliskan dengan persamaan :
M + :L ↔ M:L
Dimana M = ion logam, dan L = ligan yang memiliki
pasangan elektron (rivai, 1995).
Senyawa koordinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompleks
netral dan ion yang dalam hal ini paling sedikit satu dari ion tersebut harus
merupakan ion kompleks. Salah satu karakteristik karakteristik senyawa kompleks
ialah bahwa ion kompleks atau kompleks netral yang menyusun senyawa tersebut
masih seringkali mempertahankan identitasnya dalam larutan. Meskipun dapat
terjadi disosiasi parsial. Misalnya senyawa yang semula ditulis 2 KBr.HgBr2
sebetulnya mengandung ion tetrahedral [HgBr4]2- dalam padatan Kristal dan ion
ini tetap mempertahankan keutuhannya jika dimasukkan dalam larutan dan harga
disosiasi menjadi kecil (Day dan Selbin, 1993).
Garam kompleks merupakan garam-garam yang memiliki ikatan koordinasi
(garam yang dapat membentuk ion-ion dan salah satunya ion kompleks). Contoh
dari garam kompleks ialah Cu(SO4)2(NH4)2. Garam rangkap akan terionisasi
menjadi ion-ion komponennya ketika dilarutkan. Contoh lain dari garam kompleks
yakni [Co(NH3)6]Cl3 atau CoCl3.6NH3 yang berfungsi sebagai ligan ialah NH3
sedangkan Cl ialah diluar daerah koordinasi (sukardjo, 1985).
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F.A dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI
press.
Day, M.C dan J. Selbin. 1993. Kimia Anorganik Teori. Yogyakarta : UGM
Press.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI
Press.
Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia Edisi Pertama.
Jakarta: UI.
Sukardjo. 1985. Kimia Koordinasi. Jakarta : Rineka Cipta.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik kualitatif makro dan Semi Mikro Jilid 1.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Zainal,M.Karim.2012.Garam Rangkap dan Garam Kompleks.
(Online).(http://mrn-archives.blogspot.com/2012/06/garam-rangkap-dan-garam-kompleks.html, diakses: 08/07/2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar